Otok-otok berlayar jauh ke samudera dunia

1 titik abang2 yang selalu disinggahi Roma kalau dibawa ke keramaian adalah abang penjual otok-otok. Apa itu? Sejenis kapal replica yang dibuat dari seng dan bias jalan diatas air, biasanya pakai baskom lebar. Melihat gambarnya mungkin banyak kenangan beberapaorag akan ke tahun 90-an, tidak untuk saya, jujur, saya baru melihatnya saat bermukim di Cirebon. Otok-otok namanya karena saat mendengar suaranya berbunyi otok-otok. Jujur juga, sampai sekarang saya belum pernah membelikan Roma tok-otok, karena memang Roma hanya tertarik untuk melihat saja.

otok2-1 otok2

21 April 1983 , 1 minggu setelah saya lahir desa ini dibagi 2 dari Jemaras menjadi dua. 2 desa di Cirebon yang hampir semua warganya membuat mainan ini, karena mereka menganggap kegiatan ini adalah warisan atau tradisi turun temurun. Desa Jemaras Lor dan Desa Jemaras Kidul, Kecamatan Klangenan Kab Cirebon. Yang unik, adalah 1 keluarga tidak mengerjakan 1unit, tetapi ada yang khusus membuat knalpot saja, ada keluarga yang khusus melakukan pengecatan dan ada pabrik pengepulnya. Otok otok ini dijual sampai keluar provinsi bahkan ke mancanegara.

Saat masih menjadi kuli di perusahaan telpon2an, saya selalu suka kalau merumput ke kecamatan ini, karena ada 1 rumah makan dan mesjid favorit saya. Tapi kita tdk ngbahas itu ya. Sedikit sejarah tentang desa Jemaras. Jemaras adalah nama putri k-4 dari Mbah Kuwu Cakrabuana, beliau adalah putra dari Prabu Siliwangi.Nyi Gede Jemaras inilah yang melakukan babad hutan untuk membangun sebuah perkampungan. Suaminya Adipati Keling, dari India adalah pemimpin pasukan Kesultanan Cirebon untuk mempertahankan Kerajaan Islam di Cirebon dari serbuan prajurit Rajagaluh dan Talaga yang bermaksud menghancurkan keratin Pakungwati, hasilnya Kemenangan. Mesjid favorit saya itu, ada di kecamatan ini, setiap duduk disini saya selalu berpikir, desa ini pasti puya sejarah khas keIslaman.

Kembang di Situs Perjanjian Linggarjati

Gedung Perundingan Linggarjati adalah tempat diadakannya perundingan antara Republik Indonesia dengan Pemerintah belanda pasca perang kemerdekaan. terletak di desa Linggajati kecamatan Cilimus kabupaten Kuningan. Gedung ini dulunya adalah Hotel Linggarjati. Berikut sedikit sejarahnya

museum-linggarjati

Gedung Perundingan Linggajati merupakan saksi sejarah tempat dilaksanakannya Perundingan Linggajati pada bulan November 1946. Karena tidak memungkinkan perundingan dilakukan di Jakarta maupun di Yogyakarta (ibukota sementara RI), maka diambil jalan tengah jika perjanjian diadakan di Linggajati, Kuningan. Hari Minggu pada tanggal 10 November 1946 Lord Killearn tiba di Cirebon. Ia berangkat dari Jakarta menumpang kapal fregat Inggris H.M.S. Veryan Bay. Ia tidak berkeberatan menginap di Hotel Linggajati yang sekaligus menjadi tempat perundingan.

Delegasi Belanda berangkat dari Jakarta dengan menumpang kapal terbang “Catalina” yang mendarat dan berlabuh di luar Cirebon. Dari “Catalina” mereka pindah ke kapal perang “Banckert” yang kemudian menjadi hotel terapung selama perjanjian berlangsung. Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Sjahrir menginap di desa Linggasama, sebuah desa dekat Linggajati. Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Muhammad Hatta sendiri menginap di kediaman Bupati Kuningan. Kedua delegasi mengadakan perundingan pada tanggal 11-12 November 1946 yang ditengahi oleh Lord Kilearn, penengah berkebangsaan Inggris. (http://id.wikipedia.org/wiki/Gedung_perundingan_Linggarjati)

Dari Cirebon, sekitar 30km, ditempuh selama 40 menitan, jalan menuju Linggarjati, disajikan pemandangan sawah, dan Gunung Ciremai. Suhu dingin menyegarkan, dengan jalanan beraspal.

Menuju gedung ini, agak sedikit menanjak,disebelah gedung ini ada warung2 penjual makanan dan souvenir. Yang paling saya suka adalah taman yang luas didepan gedung ini, berundak2 dengan pohon2 yang rindang, angin sepoi2, bunga2 warna-warni, sungguh wonderful.

Kalau kesini, pagi2 maka saat menuju pulang, di sepanjang jalan akan banyak penjual serabi khas Kuningan, memakai taburan oncom pedes. Disajikan dengan gorengan dan the manis panas, harganya pun murah, hanya Rp. 1000/serabi. Makannya juga tidak ada kursi atau meja khusus, bisa langsung lesehan di pinggir jalan.

240620122393

Mencari Putri di Curug Putri

Konon kabarnya jika debit air tinggi dan pengambilan sudut kamera yang tepat, maka air terjun Curug Putri akan menyerupai seorang putri yang sedang memakai pakaian pengantin putih. Apa hanya karena ini kami kesana, bukan juga, konon airnya yang dipakai membasuh muka akan membuat awet muda dan yang mandi dibawah air terjunnya akan enteng jodoh. Kami berniat membawa jergen yang banyak untuk mengambil airnya, dan dijual di toko online atau di alun2 kejaksan saat ada pasar malam. Dengan merk, AIR AWET MUDA SARI PUTRI. Hahahahaaa, jokes malam2 dan di wujudkan esok paginya ke lokasi, bukan ambil airnya ya.

Lokasinya berada di daerah Kuningan, tepatnya di kaki gunung Ciremai, Menempuh perjalanan sekitar 45 menit dari Kota Cirebon (25km), dengan 1x ampir di Ind*maret atau 10 menit dari Kota Kuningan. Curug ini 1 lokasi dengan bumi perkemahan Palutungan dan hutan  wisata Palutungan. Dengan akses kendaraan umum juga mudah. Dari Terminal Harjamukti Cirebon, naik Elf jurusan Kuningan, turun di Pertigaan Cigugur (kecamatan lokasi Palutungan berada) biaya 7rb/org, dari sini tunggu angkot 016 menuju Malar biaya 3rb/org, disini juga banyak ojek yang langsung menuju kawasan palutungan biaya 15rb, itu sdh harga pas. dari Malar naik ojek ke Palutungan biaya 5rb. dari Cigugur ke Palutungan, sekitar 10 menit.

Masuk ke Palutungan dikenakan biaya 12.500/org (pajak dan asuransi), Kesini sebaiknya bawa makanan sendiri, karena warung2 yang ada disini hanya menyediakan baso, mie ayam, cilok, dan ada 1 penjual soto ayam, harga rata2 8rb/porsi. Dari kawasan perkemahan yang banyak pohon pinusnya, 3 menit jalan kaki turun kebawah menuju lokasi curug putri. Pengunjung wisata disini rata2 keluarga yang sudah menginap dari malam sebelumnya dengan membawa tenda2 sendiri. Suhu udara disini berkisar 23-25 dC. Jika naik umum, jangan pulang kesorean, maksimal jam 4 sudah harus cari ojek ke pertigaan Cigugur. Di kawasan Palutungan ini banyak lokasi yang bisa dituju ada Curug Mangkok, Gua Maria, dan kawasan hutannya.

 

 

image