We Will Not Be The Same Again

Sering sekali kalimat ini ” We Will Not Be The Same Again ” di postingan terkait perang Thufanul Aqsha tertulis. Terjadi pula terhadap saya pribadi maupun keluarga. Ibuku yang biasanya minum susu kalsium merk tertentu dan merasa cocok, rela mengganti dengan merk lain, begitu pula dengan tekadnya jika stok kebutuhan rumah tangga dirumah Ibu sudah habis yang terkait dengan support negara penjajah, maka rela mengganti dengan merk lain. Saya sebagai Ibu dirumah yang mengatur isi rumah tangga, apa yang kami pakai, sudah berusaha sedikit-sedikit semampu kami untuk beralih ke merk lain.

Pilihan ini menurut saya harus diedukasi ke generasi muda, sebab dan akibat yang akan terjadi di masa depan. Sehingga kebiasaan akan berbeda tidak seperti dulu lagi. Secara Kepribadian, dengan melihat apa yang terjadi, menjadi lebih ingin menjadi orang yang sabar, rela dan tawakkal atas musibah, takdir, karena melihat ekspresi dan tindakan warga dijajah dalam menerima segala yang terjadi saat ini.

We Will Not Be The Same Again

Tampak Seperti Pilihan-pilihan Hidup

Menunggu gelas minuman yang dipesan datang tegak diatas meja, menjadikan jeda waktu ini melanglangkan pikiran. Tepat didepan mata nampak pigura-pigura yang sebenarnya itu hanya hiasan tembok cafe ini, tapi entah kenapa, justru pigura menyentil memori-memori besar dalam hidup ini.

Pigura2 berlampu tanpa gambar, sangat polos, seperti ingin menyadarkan dan mengingatkan setiap pengunjung cafe ini bahwa inilah gambaran pilihan hidup, bahwa selama kita hidup, sangat banyak pilihan saat akan melangkah ke tahapan berikutnya dalam fase setiap orang. Sama seperti diri ini, setiap fase akan terpampang beberapa pilihan, contoh tamat SMA, terpampang universitas pilihan yang lolos masuk, tapi diri ini harus memilih salah satunya, setelah masuk ke Universitas dihadapkan lagi dengan pilihan sub jurusan, saat menjalani perkuliahan dihadapkan pentingnya mengambil semester pendek atau mengulang di tahun depan, saat lulus menjadi sarjana, dihadapkan lagi beberapa pilihan pilih kantor yang mana untuk bekerja. Dalam pekerjaan meski lebih sangat tipis pilihan untuk melewati fase tapi di saat menentukan pilihan maka konsekwensinya akan terkait tidak hanya ke diri ini tapi ke keluarga. Pilihan sulit terbesar yang sudah terlewati saat menentukan apakah terus berkarir atau menjalani full kodrat sebagai ibu rumah tangga, menjadi sulit karena disaat itu karir sudah tercapai di posisi impian, tetapi datang tawaran yang lebih tinggi lagi dan tawaran itu datang di saat waktu tiba untuk konsentrasi ke keluarga sesuai target yang jauh sebelumnya di rencanakan.

Sangat banyak kondisi-kondisi ini sama seperti pigura-pigura di tembok cafe ini. Namun coba lihat dibalik pigura-pigura itu selalu ada cahaya yang menyertai dan seolah-olah membersamai pigura itu apapun yang terjadi. Sama seperti ini kehidupan kita, bahwa apapun pilihan kita, selalu ada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang menuntun dan membersamai perjalanan pilihan itu.

Cafe Bento Jl Perjuangan Cirebon
Cafe Bento Cirebon

Dikonfirmasi, emosi

Mengkonfirmasi ke org tua anak yang hari Kamis, menyebabkan kepala anak sya benjol, pasti ada emosi, karena setiap ibu merasa anaknya hanya kreatif, tidak sengaja atau sejenisnya.

Terlalu berlebihankah jika hanya benjol, lalu di konfirmasi, ke org tua, dimana itu mungkin hanya bentuk kreatif anak??

Kembali kebelakang, kembali ke waktu-waktu sebelumnya, kreatifan anak yg sama tersebut terjadi beberapa kali, sy tdk melakukan confirm, saya fokus ke anak saya, dengan asumsi yah udah namanya juga anak kecil.

Anak saya tidak sekreatif anak itu, jadi anak saya selalu jadi sasaran kreatifnya si anak, bahkan dihari pertama sekolah, terjadi lagi. Tapi emosi saya terkalahkan dengan euforia anak masuk sekolah hari pertama.

Jumat, 2 September 2022, pagi, sekitar jam 6.40 an di kelas, ibu anak itu, terlampau emosi, menyerang yang saya sebut CeDor (cekik dorong) , sebagai karateka, secepat itu saya berpikir, bukan saatnya melawan, biarkan dia luapkan emosinya, mungkin dia lagi kebayang saat menjadi anak SMP atau anak SMA. Mungkin itu caranya meluapkan emosi, sama seperti saya meluapkan emosi dengan mengkonfirmasi kejadian ke ibu dan ke anaknya (kebetulan saya liat ada disitu) di saat ibunya ada dengan anaknya.

Pagi itu setelah anak2 selesai apel, seperti biasa saya menunggui anak ini selesai apel karena menghindari kejadian kekreatifan anak saya ataupun anak org lain saat waiting time apel, saya langsung ke RS Medimas periksa akibat peristiwa CeDor, untuk memastikan tidak ada komplikasi yang aneh2, dan dirujuk ke RS Ciremai untuk lakukan Visum.

Yang menarik setelah saya diperiksa kemerahan di lengan, punggung dan tekanan leher, dan diberi pengarahan tentang visum, ada seorang ibu dokter di UGD RS Ciremai, mungkin ibu itu banyak menangani peristiwa sejenis, beliau memberikan perkataan, yang menenangkan hati, “ibu yang melakukan ini juga seorang ibu, bayangkan kalau ibu ini yang apalagi ini tetangga juga, yang juga anaknya sekelas, dia harus berada di tempat yg tdk diinginkan tdk diharapkan” Coba pertimbangkan lagi. Ya akhirnya saya pulang dengan merasa tenang, dan berpikir betul juga, apalagi org tua ibu itu, cukup saya hormati sebagai sesepuh di komplek perumahan.

Just pray and hope for the best

09.09.2022

Seminggu berlalu, lebam di punggung kanan dan lengan sekarang berubah menjadi hijau, minyak tawon setiap hari diolesi, pertanda kuatnya dorongan ibu anak itu, seandainya saat itu saya menangkis atau melawan dengan keahlian karate yg saya punya, pasti ibu anak itu akan mempunya lebam dan sakit yg lebih fatal.

Daily Life Rama Sekolah

Sejak berskeolah, kegiatan keseharian Rama jadi teratur, semua dikerjakan dengan semangat, excited.

Sarapan simpel saja, nasi telur, atau nasi ayam atau roti telur, supaya cepat dimakan, dan tidak malas2an jadi sayurnya ditunda ke malam hari.

Berjalan kaki ke sekolah, bawaannya sebenarnya ada 3, tas untuk keperluan sekolah, tas untuk snack, dan tas untuk baju muslim dan baju tidur
Karena masih kelas 1 masih lebih dominan belajar sambil bermain, sekaligus memupuk pertemanan di antara mereka
Sebelum masuk kelas, sepatu dilepas dulu
Suasana dalam kelas, Rama dan teman2nya semua mau duduk paling depan, biar adil, yg duduk didepan anak yg kebagian jadwal piket hari itu.
Waktunya Sholat, Rama dan seluruh siswa berkumpul di mesjid
Waktunya pulang

Rama SD – Minggu I Amazing

Menjalani minggu pertamanya di sekolah dengan penuh semangat, setiap pulang dari sekolah, Rama selalu semangat bercerita tentang nama kenalan barunya, nama pamongnya, nama gurunya, duduk di posisi mana, pelajaran tepuknya, menulisnya, insidennya, sampai mau tidur pun masih semangat bercerita. (18 Juli 2022 – 22 Juli 2022)

Sebagai anak yang tidak bersekolah sebelumnya sekalipun di TK, saya pun lumayan surprise, ternyata tidak ada hambatan yang saya hawatirkan. Justru Rama menunjukkan seolah2 seperti sudah terbiasa dengan kehidupan sekolah, lumayan tertib, menurut, dan tidak manja sejauh ini.

Minggu pertama yang masih half-day, terlalui dengan lancar, syukur kepada Allah, alhamdulillah.

Bingkisan Hadiah Terima Kasih Ke Pihak Guru SD Karya Mulya 1 Roma Penamatan Juni 2022

Hari ini tidak menyangka bahwa penghargaan terhadap Guru Sekolah Roma di SD Karya Mulya 1 sudah dipersiapkan oleh Komite Kelas 6A dan 6B. 6 tahun belajar memang bukan waktu yang sedikit, untuk 2 tahun pandemi, berarti efektif 4thn mereka berinteraksi dengan pihak sekolah, maka di hari Selasa ini, sebelum besok 15 Juni 2022 Pengumuman Kelulusan pihak komite sekolah mewakili anak-anak 6A dab 6B menyerahkan bingkisan kepada pihak sekolah, Terima kasih buat Tim Komite Kelas yang sudah sibuk mempersiapkan semuanya.

  1. Jam Dinding 12 buah untuk semua guru di SD Karya Mulya 1
  2. Training Olahraga set untuk Semua Kru di Sekolah SD Karya Mulya 1
  3. Bingkisan Bed Cover untuk Wali Kelas 6A
  4. Parcel Buat Kepala Sekolah SD Karya Mulya 1
Jam Dinding 12 buah untuk semua guru di SD Karya Mulya 1
Jam Dinding 12 buah untuk semua guru di SD Karya Mulya 1
Penyerahan Jam Dinding

Berusaha Untuk Roma Rama Suka Baca Buku

Roma rama ini adalah anak-anak yang belum bisa dikatakan suka baca, karena Roma sendiri belum pernah inisiatif baca kecuali harus di minta baca dan ditunggui atau di kontrol.

Sebagai ibu saya inginnya mereka punya salah satu list hobi membaca, selain belajar bermain dari gadget, zaman now iji harus tetap membaca, karena dari buku mereka jadi belajar susunan kata dan kalimat, kalau dari gadget susunan kata lebih banyak sudah tidak beraturan asal enak didengar. Salah satu usaha saya, sering mengajak mereka ke toko buku yang menarik, karena ada musik, adem, dan ada bagian mainannya. Di masa pandemi ini agak susah untuk lebih sering mengajak mereka ke gramedia. Alhamdulillah hari ini bisa ngajak mereka berdua.

Roma dulu sampai sekitaran kelas 3, lumayan tertarik melihat sampul2 buku yg menarik gambar2nya apalagi kalau gambar kartun, bersyukur sekali di sekolah ada kegiatan literasi, anak2 harus membaca 1 halaman dulu setiap buku yang dibawa anak2 sebelum memulai pelajaran. Jadi mau tidak mau mereka harus membaca.

Rama diumurnya yang sekarang kalau diajak ke Gramedia senang sekali karena suka sekali membuka buku anak bergambar apalagi ada bentuk 3 dimensi yang saay halamannya dibuka bisa membentuk suatu bentuk benda, hewan, atau tumbuhan.

Lari Kejar-Kejaran Seluncuran di Taman Pajak

Sudah hampir setengah tahun baru kesini lagi, agak susah memang mencari kegiatan di luar rumah buat anak-anak yang ada taman bermain di Cirebon, yang ada ya seperti ini. Hanya dengan 1 luncuran begini Roma Rama sudah senang, karena lumayan luas buat lari-lari bersepeda. Lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah sekitar 10 menit, bisa bawa sepeda dan skuter.

Ini adalah Taman Pajak, setahu saya ada 2 di Cirebon, 1 lagi ada di tengah kota dekat alun-alun kota Cirebon, cuma tidak ada seluncurannya hanya ada kursi-kursi buat duduk2 santai di pinggir jalan menikmati lalu lalang kesibukan kota Cirebon.

Rama yang senang sekali kalau di ajak kesini karena dia bebas pakai seluncuran sendiri, bisa bebas naik sepeda karena tidak ada anak lain disini, bahkan orang yang sekedar duduk-duduk pun tidak ada.

Seandainya ada taman bermain di cirebon buat anak2 dan banyak wahana mainnya seperti kotak pasir, jungkat-jungkit, panjat-panjatan, orang tua seperti saya pasti senang sekali, xixixixi. Kejadian lucu mereka disini: Roma dengan sangat terpaksa pipis berdiri di pohon besar karena sudah kebelet dan tidak ada toilet. Rama menabrakkan sepedanya di gundukan pohon karena menghindari nabrak Roma saat balapan.

Rama Panas Tinggi Sampai 40 Derajat Pertama Kali

Di umurnya menjelang 5 tahun, Allah mencoba sakit ke Rama demam yg sampai 40. Kejadian ini pertama kali untuk Rama biasanya demam paling sekitar 38. 3 hari sebelum kejadian ini Rama demam naik turun, kadang lemas kadang aktif seperti tidak sakit tetapi dengan suhu 37 /38.

Pengobatan masih pakai paracetamol per 8 jam sekali, saya kasih perasan kencur juga, air hangat pakai jahe dan kunyit. Senin di hari ke 2 dia demam saya bawa ke dokter dan dikasi obat, senin sore menjelang magrib, Rama yang tadinya masih becanda2an dengan kk Roma, minta baring, saya ukur suhunya 39 dan semakin naik, bahkan sampai 40, Rama sudah mulai mengigau dan senyum2 seakan2 lagi bermain dengan temannya sedangkan posisinya masih terbaring lemas di pelukan bunda, dengan mata terbuka tatapan kosong. Roma juga sudah ketakutan dan gelisah liat adiknya begitu. Setelah sholat magrib, bunda minta tolong ke Roma untuk cek ke tetangga minta di supirin ke Rumah Sakit.

Di perjalanan Rama berangsur2 turun panasnya, dan sempat bangun dan bertanya “mau kemana bunda” dengan tatapan ingin tahu. Setiba di UGD, Rama malah bermain bercandaan dengan Roma, panasnya juga tidak setinggi di rumah, saya juga sudah bawa 1 tas ransel persiapan siapa tahu disuruh rawat inap. Saat giliran di periksa doktee suhu Rama sudah 37, dan dokter resepkan ibuprofen dan sebotol antibiotik, dan kami dibolehkan pulang. Selama menunggu obat, Rama juga sudah ceria lagi, bermain dengan Roma.

Syukur Alhamdulillah saat kejadian itu, Allah memberi pertolongannya lewat orang2 baik, yang ada saat dibutuhkan, bisa antar ke rumah sakit, karena kalau menunggu grab itu lumayan lama, dan kalau menyetir sendiri pasti sudah tidak sanggup karena panik, dan hanya ada Roma, pasti Rama minta di gendong. Allah juga kasih Roma dalam keadaan sehat dan standby bantu menyiapkan surat2 dan peralatan persiapan nginap jika harus rawat inap. Terima kasih untuk tetangga Wa Bambang yang pas bisa longgar mengantar ke rumah sakit selesai sholat Magrib, dan bersedia menjemput lagi sekitar jam 10 malam. Terima kasih untuk Kk Roma yang bisa jadi kakak siaga, selama Rama sakit di rumah juga, setiap main game, nonton hp, kerja tugas selalu disamping adiknya jadi Bunda bisa mengerjakan yang lain.

Total 6 hari Rama dari mulai demam sampai sembuh, baru mengeluarkan gejala bersin2 seperti pilek, hari ke 8 tidak ada lagi pileknya. Rama sudah ceria kembali, alhamdulillah pertolongan Allah, alhamdulillah alhamdulillah.

Mantera, deskripsikan hasil Nyi Mantro

Previous Older Entries